IKLAN

Monday, May 18, 2020

................KLASIFIKASI IKLIM

Iklim adalah rata-rata kondisi cuaca pada suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama, umumnya 30 tahun. Perbedaan utama iklim dengan cuaca adalah jangka waktunya.

Ternyata, iklim di bumi ini berbeda-beda, sesuai dengan lokasinya serta faktor-faktor penentu iklim lainnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem klasifikasi yang dapat mengkategorikan dan membagi-bagi iklim tersebut kedalam kategori yang jelas.

 

Faktor Penentu Iklim

Faktor yang mempengaruhi iklim sebenarnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

  • Suhu
  • Matahari
  • Tekanan Udara
  • Topografi
  • Badan Air
  • Angin
  • Perawanan

 

Tujuan Klasifikasi Iklim

Secara umum, klasifikasi iklim diciptakan agar para ahli dapat lebih mudah mengkategorikan iklim-iklim yang ada di dunia.

Selain itu, dengan melakukan kategorisasi dan klasifikasi iklim, para ahli dapat dengan lebih mudah mengkomunikasikan hasil penelitian mereka kepada masyarakat luas.

Hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan kecerdasan masyarakat dalam menanggapi iklim. Informasi ini sangat penting bagi para petani dan nelayan yang musim panen nya kerap dikontrol oleh musim yang ada dan pola iklim yang berlaku.

Secara umum, klasifikasi iklim paling sederhana dan berlaku secara global adalah iklim fisis dan iklim matahari. Kedua klasifikasi ini dipengaruhi oleh matahari serta faktor fisik lingkungan tersebut.

Di Indonesia, umumnya terdapat 3 jenis klasifikasi iklim yang digunakan untuk menjelaskan hal yang berbeda-beda pula.

Iklim koppen digunakan untuk menjelaskan persebaran vegetasi yang ada di nusantara, serta pola-pola biogeografiekosistem, serta ekoregion yang ada.

Iklim Schmidt-Ferguson digunakan untuk menentukan kekeringan suatu wilayah. Klasifikasi ini menggunakan konsep bulan basah dan bulan kering untuk menilai suatu wilayah.

Iklim Oldeman digunakan untuk menentukan musim tanam padi pada suatu lokasi. Iklim Oldeman memanfaatkan klasifikasi bulan basah dan kering dari Schmidt-Ferguson dan mengkorelasikannya dengan kebutuhan air padi.

Selain ketiga iklim diatas, kita juga kerap mengenal klasifikasi iklim Junghuhn yang digunakan sebagai gambaran umum penanaman tanaman kebun di Indonesia.

 

1.    KLasifikasi iklim Matahari

Iklim matahari merupakan klasifikasi iklim yang menghitung paparan sinar matahari yang diterima suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

Klasifikasi ini membagi zona iklimnya sesuai dengan lokasi geografis lintangnya.

Semakin ke utara dan selatan suatu wilayah semakin sedikit paparan mataharinya, sedangkan semakin ke tengah (kathulistiwa) semakin tinggi pula paparan mataharinya.

Klasifikasi iklim matahari

Berdasarkan diagram diatas yang dicetuskan oleh Waryono pada tahun 1987, terdapat 4 klasifikasi iklim matahari, yaitu:



·                           Iklim Tropis

Vaitape di frech Polynesia merupakan contoh daerah dengan iklim tropis (Julius Silver)

Iklim ini berada disekitar kathulistiwa dan dibatasi oleh garis lintang 23,5′ LU Tropic of Cancer dan 23,5′ LS Tropic of Capricorn.

Daerah ini merupakan satu-satunya aderah di bumi yang mengalami paparan sinar matahari tepat diatas kepala, atau lurus 90′.

Pada wilayah ini, suhu rata-rata harian tergolong tinggi, bahkan dapat mencapai angka 30’C. Hal ini terjadi karena terdapat paparan sinar matahari yang sangat intens.

Meskipun suhu rata-ratanya tinggi, amplitudo (perbedaan) suhu tahunan nya tidak terlalu tinggi. Hal ini terjadi karena paparan matahari cukup konstan sehinga wilayah ini senantiasa hangat.

Wilayah ini juga kerap mengalami lebih banyak hujan dan perawanan dibandingkan daerah lain di dunia, hal ini terjadi karena adanya daerah konvergensi antar tropik.

 

·                           Iklim Sub Tropis

Amalfi Coast di Itali merupakan contoh iklim sub tropis. (pixabay)

Iklim sub tropis meliputi lintang 23,5 hingga lintang 40 utara dan selatan. Iklim ini ditandai dengan keberadaan 4 musim dalam satu tahun yaitu musim panas, dingin, semi, dan musim gugur.

Negara yang termasuk kedalam daerah subtropis antara lain adalah

    • Beberapa bagian Eropa kecuali Skandinavia (Swedia, Norwegia, Finlandia, Islandia) dan Eropa Utara
    • Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Barat
    • Sebagian besar Amerika Serikat bagian selatan dan sekitarnya
    • Afrika Utara dan wilayah sekitar Afrika Selatan
    • Australia
    • Amerika Selatan bagian selatan yang antara lain adalah Argentina dan Chile bagian selatan

Iklim sub tropis memiliki karakteristik unik yaitu musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.

Iklim sub tropis umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu subtropis basah dan mediterranean. Pada iklim subtropis basah, curah hujan yang tinggi terjadi saat musim panas sedangkan pada iklim mediterranean, curah hujan yang tinggi terjadi saat musim dingin.

 

·                           Iklim Sedang

Hutan gugur merupakan contoh vegetasi iklim sedang (valis)

Iklim sedang terbentang dari lintang 40′ (atau 35 di beberapa sumber) hingga lintang 66.5′ di selatan dan utara.

Mayoritas penduduk di belahan bumi bagian utara tinggal di daerah iklim sedang, seperti Eropa dan Amerika Utara. Hal ini terjadi karena distribusi lahan yang luas di lintang sedang dan iklim yang tidak terlalu buruk untuk kehidupan.

Pada zona iklim ini, sudah mulai ditemukan hutan gugur, hutan konifer, dan padang stepa. Namun, jarang sekali ditemukan tundra dan taiga karena suhu yang ada belum cukup dingin.

 

·                           Iklim Dingin

Daerah Tundra merupakan contoh wilayah beriklim dingin

Iklim dingin umumnya terjadi di wilayah yang dekat dengan kutub, baik itu kutub utara maupun kutub selatan.

Contoh wilayah yang mengalami iklim dingin atau iklim kutub adalah Antartika, Artik, Kanada Utara, Rusia Utara, dan Skandinavia bagian Utara.

Secara umum, iklim dingin terjadi pada wilayah antara 66.5′ hingga 90′ lintang utara maupun lintang selatan.

Pada wilayah beriklim dingin, musim dingin berlangsung lama dan musim panas berlangsung cepat. Selain itu, malam hari di kawasan ini juga lebih lama dibandingkan dengan siang hari, terkadang, terjadi fenomena midnight sun di beberapa wilayah.

udara yang cenderung kering dan tanah yang membeku menjadi permafrost juga merupakan ciri dari daerah beriklim dingin.

Jika kita bagi lebih detail lagi, terdapat dua klasifikasi iklim dingin yaitu iklim kutub dan iklim tundra.

 

2.    Klasifikasi Iklim Fisis

Klasifikasi iklim fisis merupakan cabang klasifikasi iklim yang menjelaskan bahwa iklim berbeda-beda tergantung dengan lokasinya dan kondisi bentang alamnya.

Pada iklim fisis, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kondisi iklim suatu wilayah, yaitu

  • Air
  • Topografi
  • Angin

Keberadaan air memisahkan iklim fisis menjadi dua yaitu kontinental dan maritim. Kedua klasifikasi iklim ini memiliki perbedaan pada suhu rata-ratanya serta amplitudo suhu harian dan tahunannya.

Kondisi topografi memisahkan iklim fisis menjadi dua yaitu iklim dataran rendah dan iklim dataran tinggi. Kondisi topografi ini akan dibahas lebih lanjut oleh Junghuhn dalam klasifikasi iklimnya.

Angin juga mempengaruhi kondisi iklim suatu wilayah. Angin muson akan menyebabkan iklim muson, angin pasat akan menyebabkan el-nino dan la-nina, sedangkan angin foehn akan menyebabkan pemanasan lokal di daerah gunung.

·                           Iklim Kontinental

Mayoritas wilayah Rusia didominasi oleh iklim kontinental

Iklim kontinental adalah sebutan bagi wilayah yang lebih dipengaruhi efek daratan dibandingkan dengan efek lautan.

Daerah dengan iklim kontinental umumnya memiliki sifat sebagai berikut

1.      Amplitudo suhu harian besar

2.      Curah hujan lebih sedikit

3.      Pada daerah 4 musim, amplitudo suhu tahunan tinggi

Amplitudo suhu harian dan tahunan yang tergolong tinggi disebabkan oleh sifat daratan yang mudah menyerap dan mengeluarkan panas.

Curah hujan yang sedikit disebabkan oleh laju penguapan yang rendah dan jarak yang jauh dari badan air.

Namun, hal ini tidak berlaku bagi hutan hujan tropis, seperti Kalimantan atau Amazon di Brazil. Daerah tersebut memiliki microclimate nya tersendiri karena terdapat transpirasi yang sangat besar dari pepohonan yang ada.

Oleh karena itu, siklus air di wilayah-wilayah tersebut jauh berbeda dengan wilayah lain pada umumnya.

 

·                           Iklim Samudera/Maritim

Daerah pantai seperti Florida dan Rio de Janeiro dipengaruhi oleh iklim maritim

Iklim maritim merupakan istilah bagi zona yang lebih dipengaruhi oleh kedekatannya dengan laut dibandingkan dengan faktor lainnya.

Berbeda dengan iklim kontinental, iklim maritim memiliki sifat-sifat sebagai berikut

1.      Amplitudo suhu harian rendah

2.      Pada daerah dengan 4 musim, amplitudo suhu tahunan rendah

3.      Terdapat banyak awan

4.      Sering terjadi hujan

5.      Pergantian antar musim terjadi secara perlahan (gradual)

Amplitudo suhu harian dan tahunan tergolong rendah karena terdapat efek dari badan air sebagai regulator suhu. Hal ini juga yang menyebabkan pergantian antar musim dampaknya tidak terjadi secara mendadak, melainkan secara perlahan.

Awan yang banyak disebabkan oleh penguapan yang tinggi dari badan air yang berada di dekat daerah beriklim maritim. Penguapan dan perawanan yang banyak ini menyebabkan hujan sering terjadi.

 

·                           Iklim Dataran Tinggi/Gunung

Gunung Matterhorn di Swiss Alps merupakan contoh daerah dengan iklim Dataran Tinggi

Iklim ini umumnya terjadi di wilayah pegunungan atau dataran tinggi seperti Pegunungan Alpin, Tibet, Bolivia, atau Peru.

Iklim dataran tinggi memiliki ciri khas sebagai berikut

1.      Udara umumnya lebih kering dan dingin dibandingkan dengan dataran rendah

2.      Terdapat zona bayangan hujan karena efek fohn

3.      Terkadang turun salju (snowline) jika sudah melewati ketinggian tertentu

Udara yang lebih kering dan dingin disebabkan oleh pendinginan udara adiabatik ketika udara naik dari ketinggian rendah menuju ketinggian tinggi.

Zona bayangan hujan yang disebabkan oleh angin fohn menyebabkan daerah di iklim ini terbagi menjadi dua, yaitu zona yang sangat basah dan zona yang sangat kering. Contoh dari fenomena ini adalah di India Utara.

 

·                           Iklim Muson

Iklim muson merupakan sebutan bagi wilayah yang dipengaruhi oleh efek angin muson.

Contoh wilayah yang terdampak oleh angin muson adalah asia tenggara, australia, india, dan pesisir timur afrika (Indian Ocean Dipole Mode)

Iklim muson memiliki ciri khas sebagai berikut

1.      Setengah tahun bertiup angin yang menyebabkan hujan

2.      Setengah tahun bertiup angin yang menyebabkan kemarau

Angin yang menyebabkan hujan umumnya berasal dari laut sehingga membawa banyak uap air.

Sedangkan angin yang menyebabkan kemarau biasanya melewati banyak gurun, pegunungan, atau dataran sehingga tidak memiliki banyak uap air

 

3.      Klasifikasi iklim Junghuhn

Junghuhn merupakan seorang ahli botani dan geolog yang berasal dari Belanda-Jerman.

Pada tahun 1840an, Junghuhn pergi ke pulau Jawa untuk meneliti mengenai tananaman apa saja yang mungkin ditanam oleh pemerintah kolonial Belanda.

Berdasarkan penelitiannya tersebut, Junghuhn menemukan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat antara ketinggian suatu wilayah dengan tanaman yang dapat dibudidayakan pada wilayah tersebut.

Beranjak dari risetnya tersebut, Junghuhn mengeluarkan asumsi bahwa terdapat 4 zona budidaya tanaman pada pulau Jawa. Zona tersebut antara lain adalah

·           Zona Panas

Zona iklim panas menurut Junghuhn bermulai pada ketinggian 0 hingga 600m di atas permukaan laut. Rata-rata suhu pada zona ini adalah 22 hingga 26,3 derajat celsius.

Karena suhu udara pada zona ini relatif lebih panas dibandingkan dengan zona lainnya, tidak semua tanaman dapat ditanam di wilayah ini.

Tanaman yang dapat ditanam pada zona panas antara lain adalah padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan tanaman cokelat.

          

·           Zona Sedang

Menurut Junghuhn, zona iklim sedang terletak antara ketinggian 600m hingga 1500m diatas permukaan laut.

Zona iklim sedang umumnya memiliki suhu antara 17,1 hingga 22 derajat celsius. Suhu pada zona ini lebih dingin dibandingkan dengan zona panas, sehingga tanaman yang cocok ditanam pun berbeda.

Tanaman yang dapat ditanam pada zona iklim sedang antara lain adalah padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, dan sayur-sayuran seperti kol, sawi, bayam, selada, dan sayur lainnya.

 

·           Zona Sejuk

Zona iklim sejuk terletak antara ketinggian 1500m hingga 2500m diatas permukaan laut.

Suhu udara zona sejuk berkisar pada 11 hingga 17 derajat celsius. Karena suhu yang sudah tergolong cukup dingin pada wilayah ini, tidak banyak tumbuhan yang dapat tumbuh dengan subur.

Tumbuhan yang umumnya ditanam pada zona sejuk adalah teh, kopi, kina, dan sayur sayuran. Selain itu, zona sejuk juga umumnya ditanami pohon kayu seperti jati mahoni (mahogany) serta pinus.

Contoh wilayah yang masuk kedalam zona iklim sejuk adalah Bandung, Lembang, dan Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah.

 

·               Zona Dingin

Zona dingin adalah zona iklim tertinggi di dalam klasifikasi Junghuhn. Semua daerah yang memiliki ketinggian diatas 2500m dikategorikan sebagai zona iklim dingin.

Di dalam zona iklim dingin, suhu udara yang kita rasakan berkisar diantara 6,2 hingga 11 derajat celsius, sangat dingin bukan!

Karena suhu yang sangat dingin, sulit bagi tanaman untuk hidup pada wilayah ini. Manusia saja sulit, apalagi tanaman bukan?

Mayoritas tanaman yang dapat tumbuh adalah lumut, tanaman kayu seperti jati dan pinus, serta semak belukar seperti yang sering kita temui di pegunungan

 

Apakah Iklim Junghuhn Bisa dipakai di Negara Lain?

Kalian pernah gak sih bertanya-tanya, kira-kira iklim junghuhn bisa dipakai di negara lain gak ya? Kan faktor yang mempengaruhinya cuma ketinggian toh?

Well, jawabannya tidak semudah itu. Kita sudah pelajari sebelumnya bahwa terdapat iklim fisis dan iklim matahari yang juga mempengaruhi iklim dunia.

Oleh karena itu, ketinggian 1000m di Indonesia belum tentu sama dengan ketinggian 1000m di Ethiopia, dan ketinggian 2000m di Indonesia belum tentu sama dengan ketinggian 2000m di Norwegia.

Bahkan, ketinggian 1000m di Pulau Jawa, tempat Junghuhn meneliti, belum tentu sama dengan ketinggian 1000m di Pulau Papua atau Pulau Kalimantan.

Jadi, apakah klasifikasi iklim Junghuhn dapat digunakan di negara lain? Jawabannya adalah kemungkinan besar tidak. Iklim Junghuhn saja sulit untuk digunakan di pulau lain selain pulau Jawa, apalagi di negara lain.

 

4.      Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson

Schmidt dan Ferguson mengembangkan sistem klasifikasi iklim pada tahun 1950 karena mereka merasa bahwa sistem yang ada pada saat itu tidak representatif terhadap kondisi iklim Indonesia.

Sistem klasifikasi iklim yang populer pada saat itu adalah Koppen dan Thornwaite. Namun, kedua sistem ini dirasa kurang cocok untuk Indonesia, terutama dalam menilai bulan basah dan kering.

Kriteria Iklim Schmidt-Ferguson

Dalam melakukan klasifikasi iklim, dikenal 3 jenis bulan, yaitu bulan basah, bulan kering, dan bulan lembab.

  • Bulan basah = Curah hujan > 100mm/bulan
  • Bulan lembab = Curah hujan 60-100mm/bulan
  • Bulan kering = Curah hujan < 60mm/bulan

Berdasarkan klasifikasi diatas, dihitung nilai Q dari sebuah wilayah, yaitu nilai banyaknya bulan kering dibagi banyaknya bulan basah.

Q = (Bulan Kering/Bulan Basah) x 100%

Dari perhitungan nilai Q, kita dapat mengetahui kondisi iklim suatu wilayah.

 

5.      Klasifikasi iklim Oldeman

Oldeman mengklasifikasikan iklim suatu wilayah berdasarkan jumlah bulan basah atau bulan kering yang berturut-turut. Selain itu, iklim oldeman juga umumnya dihubungkan dengan zonasi komoditas.

Karena memiliki hubungan yang erat dengan pola penanaman komoditas, iklim oldeman kerap pula disebut sebagai iklim agroklimat.

Kriteria Iklim Oldeman

Dalam iklim oldeman, kita mengenal 3 jenis bulan, yaitu bulan basah, bulan kering, dan bulan lembab.

  • Bulan basah = Curah hujan > 200mm/bulan
  • Bulan kering = Curah hujan < 100mm/bulan
  • Bulan lembab = Curah hujan = 100 hingga 200mm/bulan

 

Tipe Iklim dalam Klasifikasi Oldeman

Tipe iklim dalam klasifikasi Oldeman ada dua, yaitu tipe utama dan sub-tipe. Tipe utama ditandai dengan huruf sedangkan sub tipe ditandai dengan angka.

  • Iklim A = Bulan basah berturut-turut > 9 kali
  • Iklim B = Bulan basah berturut-turut 7-9 kali
  • Iklim C = Bulan basah berturut-turut 5-6 kali
  • Iklim D = Bulan basah berturut-turut 3-4 kali
  • Iklim E = Bulan basah berturut-turut < 3 kali
  • 1 = Bulan kering <= 1 kali
  • 2 = Bulan kering 2-3 kali
  • 3 = Bulan kering 4-6 kali
  • 4 = Bulan kering > 6 kali

 

Zona Agroklimat Oldeman

Iklim Oldeman sangat penting dalam menentukan musim tanam komoditas, terutama padi

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, klasifikasi iklim Oldeman sangat erat kaitannya dengan pertanian. Berikut ini adalah klasifikasi zona pertanian berdasarkan iklim Oldeman

  • A1, A2 = Sesuai untuk penanaman padi terus menerus namun produktivitas agak rendah karena sinar matahari lebih sedikit
  • B1 = Sesuai untuk penanaman padi terus menerus
  • B2 = Tanam padi dua kali setahun, namun varietas umur pendek
  • C1 = Tanam padi sekali dan palawija dua kali setahun.
  • C2, C3, C4 = Tanam padi sekali dan palawija dua kali setahun. Namun penanaman palawija harus hati-hati karena bertepatan pada bulan kering/musim kemarau
  • D1 = Panen tanaman padi berumur pendek satu kali karena kerapatan sinar matahari tinggi
  • D2, D3, D4 = Memungkinkan untuk satu kali menanam padi dan satu kali menanam palawija, tergantung dengan irigasi
  • E = Wilayah kering dan tandus, tanaman palawija belum tentu dapat tumbuh di daerah ini

 

6.      Klasifikasi iklim Koppen

Klimatolog keturunan Jerman-Rusia Wladimir Köppen membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur. Ada lima tipe iklim menurut Köppen:

Iklim A (iklim hujan tropis):

Temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 derajat celsius, suhu tahunan 20-25 derajat celsius, curah hujan bulanan lebih dari 60 milimeter.

Iklim B (iklim kering/gurun):

Curah hujan lebih kecil dari pada penguapan. Terbagi menjadi Iklim stepa dan iklim gurun.

Iklim C (iklim sedang basah):

Temperatur bulan terdingin -3-18 derajat celsius. Terbagi menjadi: Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering), Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering), dan Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)

Iklim D (iklim dingin):

Temperatur bulan terdingin kurang dari 3 derajat celsius, temperatur bulan terpanas lebih dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Dw (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang kering), dan Df (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang lembab).

Iklim E (iklim kutub):

Bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Et (Iklim tundra),dan.Ef (Iklimsalju)


No comments:

Post a Comment

good luck